Press "Enter" to skip to content
Giri Kerti di Kaki Gunung Merapi: Ritual Sakral Menyongsong Hari Suci Nyepi (Foto: vartadiy.com)

Giri Kerti di Kaki Gunung Merapi: Ritual Sakral Menyongsong Hari Suci Nyepi

HinduChannel.tv – Dilansir dari vartadiy.com, Upacara sakral Giri Kerti atau Merti Gunung telah dilaksanakan di Taman Kaliurang, yang sering disebut Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Acara ini digelar oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Sleman pada Minggu (16/2/2025) dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi 1947 Saka.Acara ini dihadiri oleh Edy Winarya, S.Sn., M.Si., Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman, yang mewakili Wakil Bupati S

leman, Danang Maharsa. Dalam sambutannya, Wakil Bupati menegaskan bahwa upacara Giri Kerti memiliki makna mendalam.

“Terdapat nilai tradisi yang diwariskan oleh para leluhur, mencerminkan nilai kearifan lokal,” ujarnya.

Wujud Komitmen dan Harmoni

Upacara Giri Kerti bukan sekadar seremonial belaka, melainkan sebagai bentuk komitmen bersama dalam menghormati keberagaman dan menjaga kerukunan antarumat beragama. Danang berharap melalui upacara ini, umat Hindu semakin memperkuat komitmen dalam merawat bumi serta menjaga nilai-nilai luhur dan budaya yang penuh kedamaian.

“Dengan begitu, kita dapat menciptakan kehidupan yang harmonis,” tambahnya.

Sementara itu, dalam Dharma Wacana, Ketua PHDI DIY, AKBP (Purn) I Nengah Lotama, S.Ag., menjelaskan bahwa tema tahun ini berfokus pada peran umat Hindu dalam menjaga harmonisasi di era digitalisasi menuju Indonesia Emas 2045.

“Dengan semangat moderasi beragama, umat Hindu DIY menjaga harmonisasi di era digitalisasi menyongsong Indonesia Emas 2045,” paparnya.

utama Giri Kerti untuk mensucikan gunung sebagai persiapan menyambut perayaan Hari Suci Nyepi. Serta merupakan ungkapan rasa syukur kepada Hyang Girisa atau penguasa gunung, karena telah memberikan sumber kehidupan yang melimpah sepanjang tahun.

Jalannya upacara Giri Kerti, di depan pohon kantil, diikuti ratusan umat Hindu. Tidak hanya dari Sleman, bahkan ada yang datang dari Klaten. Ritual dalam tradisi Hindu ini bertujuan memuliakan dan menghormati gunung sebagai simbol kemuliaan dan kekuatan alam semesta dan wujud syukur.

Ritual Sakral dan Ungkapan Syukur

Tujuan utama upacara Giri Kerti adalah mensucikan gunung sebagai persiapan menyambut Hari Suci Nyepi sekaligus ungkapan rasa syukur kepada Hyang Girisa atau penguasa gunung, yang memberikan kehidupan melimpah sepanjang tahun.

Jalannya upacara di depan pohon kantil diikuti ratusan umat Hindu dari berbagai daerah, termasuk Sleman dan Klaten. Ritual ini bertujuan untuk memuliakan dan menghormati gunung sebagai simbol kemuliaan dan kekuatan alam semesta.

Upacara ini juga merupakan bagian dari upaya menjaga harmoni antara manusia dan alam serta memperkuat spiritualitas dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu. Gunung diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan roh leluhur, sehingga pemujaan di tempat ini memiliki nilai sakral yang tinggi.

Pemilihan pohon kantil di kawasan Taman Wisata Kaliurang sebagai lokasi upacara dilakukan karena letaknya yang dekat dengan Gunung Merapi. Dalam prosesi ini, berbagai persembahan seperti bunga, buah, dan sarana upacara lainnya dipersembahkan di lereng gunung sebagai bagian dari ritual keagamaan.

Tarian Sakral dan Tradisi Mendak Tirta

Dalam rangkaian upacara Giri Kerti yang turut dihadiri oleh Forkompimka Pakem, dipersembahkan tari topeng Sidakarya yang dibawakan oleh penari Ketut Gunawan. Tarian ini sangat sakral, karena tidak semua umat Hindu dapat membawakannya.

Selain itu, sehari sebelum pelaksanaan upacara, dilaksanakan pula prosesi Mendak Tirta di tiga lokasi sakral: Tuk Pitu, Watu Tumpang, dan Tlogo Putri. Prosesi ini bertujuan untuk mengambil air suci sebagai bagian dari penyucian ritual.

Upacara Giri Kerti yang digelar di depan pohon kantil merupakan bentuk puja bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan telah berlangsung sebanyak lima kali. Ritual ini menjadi pengingat bagi umat Hindu untuk senantiasa menjaga keseimbangan alam dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. (ev)

Views: 16
Bermanfaat, share yuk:

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *