Press "Enter" to skip to content
Memaknai Buda Wage Ukir (Foto: Ilustrasi/VT)

Memaknai Buda Wage Ukir

HinduChannel.tv – Hari Buda Wage Ukir atau yang biasa disebut juga dengan Buda Cemeng Ukir merupakan hari untuk memuja Dewi Laksmi atau Sang Hyang Sri Sedana yang merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jatuh setiap 210 hari sekali berdasarkan pertemuan antara wuku ukir , saptawara buda (rabu) dan pancawara wage dalam kalender Bali, sehingga disebut Wage Ukir.

Dalam Lontar Sundarigama disebutkan, Buda Wage, Buda cemeng namanya, keterangannya ialah, mewujudkan inti hakekat kesucian pikiran, yakni putusnya sifat-sifat kenafsuan, itulah yoga dari Bhatari Manik Galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara amrta (inti hakekat kehidupan), di luar ruang lingkup dunia skala.

Pada Buda Cemeng Ukir, masyarakat Hindu mengungkapkan rasa syukur kepada Dewi Laksmi atas kelimpahan kemakmuran dan kesejahteraan. Umat Hindu biasanya menghaturkan persembahan (upakara) berupa wewangian, memuja disanggah dan di atas tempat tidur serta menghaturkan kepada Sang Hyang Sri, lalu melakukan renungan suci pada malam harinya.

Buda Cemeng Ukir ini merupakan salah satu hari raya penting bagi umat Hindu untuk memuja Dewi Laksmi, memohon kemakmuran, dan bersyukur atas berkat yang telah diberikan. Hari ini juga menjadi pengingat untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu dan tidak terobsesi dengan materi. Dengan memahami makna filosofis dan melaksanakan tradisi yang terkait dengan Buda Cemeng Ukir, umat Hindu diharapkan dapat mencapai keseimbangan hidup lahir dan batin. (ev)

 

Views: 40
Bermanfaat, share yuk:

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *