Press "Enter" to skip to content
Memaknai Hari Raya Saraswati sebagai momen istimewa umat Hindu (Foto: Ilustrasi/VT)

Memaknai Hari Raya Saraswati Sebagai Momen Istimewa Umat Hindu

HinduChannel – Umat Hindu di Indonesia terkenal akan pelaksanaan tradisi keagamaannya yang beragam dan hampir setiap bulan dirayakan, salah satunya yaitu Hari Raya Saraswati. Hari Saraswati merupakan hari yang penting bagi umat Hindu sebagai momen untuk memberikan penghormatan kepada Dewi Saraswati. Khususnya bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan, karena dipercayai sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan.

Makna Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah hari pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, yang diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan sekali pada saniscara wuku watugunung. Saraswati dalam berasal dari bahasa sansekerta yang bermakna “sesuatu yang mengalir”. Kata Saraswati berasal dari kata “Saras” yang juga berasal dari kata “Srs” yang artinya mata air/sesuatu yang terus mengalir, dan kata “Wati” berarti memiliki. Jadi Saraswati dapat diartikan sebagai sesuati yang memiliki sifat mengalirkan secara terus-menerus, bagaikan air kehidupan dan ilmu pengetahuan.

Dalam ajaran Hindu Dewi Saraswati juga digambarkan sebagai Sakti dari Dewa Brahma. Makna dari pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yang dimanifestasikan sebagai Dewi Saraswati sebagai Dewi pengetahuan (simbol Vidya) karena telah memberikan karunia ilmu pengetahuan kepada kita semua. Sehingga terbebas dari avidya (kebodohan).

Banten Saraswati

Pada perayaan Hari Raya Saraswati biasanya umat Hindu mempersembahkan banten khusus yang disebut banten saraswati. Banten tersebut berisi jajan khusus yaitu kue Saraswati, yang memiliki titik khusus yaitu aksara suci Ongkara (Om).

Buku-buku pustaka, lontar, dan alat tulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan lainnya dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di merajan atau di bilik untuk diuacarai. Bantennya adalah peras daksina, bebanten saraswati, tepung tawar, bunga, sesangku, air suci bersih dan bija (beras) kuning.

Banyu Pinaruh

Banyu Pinaruh berasal dari kata “Banyu Pangawruh” yang memiliki arti “air suci ilmu pengetahuan”. Banyu pinaruh biasanya diartikan sebagai upacara untuk membersihkan diri secara rohani maupun jasmani, serta untuk memohon sumber air pengetahuan dan menyucikan diri dengan ilmu pengetahuan.

Pelaksanaan Banyu pinaruh ialah sehari setelah perayaan Hari Saraswati. Pada saat banyu pinaruh, biasanya umat mencari sumber-sumber air seperti air laut, campuhan atau sumber air (klebutan), karena pada saat banyu pinaruh kita bisa melukat (meruwat) membersihkan diri. Sedangkan untuk membersihkan pikiran dan jiwa adalah dengan ilmu pengetahuan, Seperti yang tercantum dalam kitab suci Manawa Dharmasastra V.109, sebagai berikut:

“Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar”

Puja Saraswati

Om Saraswati namostu bhyam, Warade kama rupini,

Siddha rastu karaksami, Siddhi bhawantu me sadam.

Artinya : Om Dewi Saraswati yang mulia dan maha indah, cantik dan maha mulia. Semoga kami dilindungi dengan sesempurna-sempurnanya. Semoga kami selalu dilimpahi kekuatan.

Makna dan Simbol Dewi Saraswati

  1. Berkulit putih, bermakna: sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, bersih dan suci.
  2. Wanita cantik, simbol dari kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut dan mulia
  3. Bunga Teratai atau Lotus, bermakna ksucian, bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang indah walaupun hidupnya di atas air ya kotor.
  4. Angsa (Hamsa) melambangkan kebijaksanaan, bisa membedakan mana yang buruk dan mana yang baik. Seperti seekor angsa yang bisa membedakan mana makanan dan mana yang bukan makanan walaupun berada di air yang kotor dan keruh ataupun lumpur, (symbol vidya).
  5. Kitab/pustaka ditangan kiri, bermakna semua bentuk ilmu dan sains yang bersifat se-kular. Tetapi walaupun vidya (ilmu pengetahuan spiritual) dapat mengarahkan kita ke moksha, namun avidya (ilmu pengetahuan sekular jangan diabaikan dulu). Seperti yang dijelaskan Isavasya-Upanishad: “Kita melampaui kelaparan dan da-haga melalui avidya, kemudian baru melalui vidya meniti dan mencapai moksha.”
  6. Veena, seni, musik, budaya dan suara AUM. Juga merupakan simbol keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan.
  7. Akshamala/ganatri/tasbih di tangan kanan, bermakna lmu pengetahuan spiritual itu lebih berarti daripada berbagai sains yang bersifat secular (ditangan kiri). Akan tetapi bagaimanapun pentingnya kitab-kitab dan ajaran berbagai ilmu pengetahuan, namun tanpa penghayatan dan bakti yang tulus, maka semua ajaran ini akan mubazir atau sia-sia.
  8. Merak , bermakna berbulu indah, cantik dan cemerlang biarpun habitatnya di hutan. Dan ber-sama dengan angsa bermakna sebagai wahana (alat, perangkat, penyampai pesan-pesan-Nya).

Dengan mempelajari ilmu pengetahuan agar senantiasa dilandasi dengan hati yang jernih serta pikiran yang baik kehadapan Saraswati, dan termasuk merawat perpustakaan baik itu buku,, maupun segala jenis lontar yang dimiliki. (ev)

 

Views: 27
Bermanfaat, share yuk:

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *