Press "Enter" to skip to content
Memaknai Perayaan Tumpek Landep

Memaknai Perayaan Tumpek Landep

HinduChannel.tv – Hari raya Tumpek Landep merupakan runtutan setelah hari raya saraswati, untuk melakukan puji syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati. Perayaan ini dilakukan setiap 210 hari sekali yang jatuh pada Saniscara (sabtu) kliwon wuku landep dalam perhitungan kalender Bali.

Kata Tumpek berasal dari urat kata “tu (metu)” yang memiliki arti lahir dan “pek” yang berarti putus atau berakhir. Jadi tumpek merupakan hari pertemuan wewaran panca wara dan sapta wara, dimana panca wara diakhiri oleh kliwon dan sapta wara diahkiri oleh saniscara (sabtu). Sedangkan kata Landep memiliki arti tajam atau runcing. Pada hari Tumpek Landep umat Hindu melakukan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pasupati sebagai penguasa senjata atau peralatan besi. Dalam Lontar Sundarigama disebutkan pengertian mengenai Tumpek Landep yaitu sebagai berikut:

“Saniscara (sabtu) Kliwon disebut hari raya Tumpek itu yang patut diajarkan kepada umat manusia, supaya tidak lalai memuja Sang Hyang Paramawisesa atau Hyang Widhi Wasa, oleh karena beliau berada tidak jauh dan tidak dekat dengan kita, tidak bersatu dan tidak berpisah, sebab beliau mengambil dan memberikan, ketika Beliau turun memberikan anugrah kebahagiaan dan keselamatan kepada siapa saja yang mengharapkan dan berada di dunia yang nyata ini, upacaranya sama seperti yang sudah-sudah, saat malam hari tidak dibenarkan untuk melakukan suatu pekerjaan (patut istirahat), sebaliknya dipergunakan untuk membersilkan pikiran, mengingatkan pada tugas Sang Hyang Dharma, dan memperdalam pengetahuan tentang aksara-aksara, demikianlah. Janganlah hendaknya sampai tidak tahu tentang tattwa-tattwa sebab itu bisa mengakibatkan hidup tidak berarti, apalagi berani menentang, tidak akan menemukan keselamatan segala apa yang sudah kita perbuat, kemudian menjadikan orang yang tidak berbudi dan berarti, tidak tahu tata krama dikatakan sama dengan binatang, bedanya tidak makdn segehan, bila hal ini terjadi pada Sang Wiku atau Pendeta maka Beliau disebut sebagai Wiku putranya Sang Hyang Dharma, demikianlah dinyatakan.”

Pada Hari Tumpek Landep yang dipuja adalah Dewa Siwa sebagai Sang Hyang Pasupati. Dalam Lontar Sundarigama disebutkan sebagai berikut:

“Pada hari sabtu kliwon wuku landep, merupakan pujawali Bhatara Siwa Sambada dan juga sebagai payogan Beliau Snag Hyang pasupati serta pujawali Bhatara Siwa.”

Selain itu, Tumpek Landep juga diartikan sebagai media untuk mempertajam pikiran. karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini diharapkan agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya. Umat Hindu diingatkan untuk selalu mempertajam pikiran agar berbagai persoalan dalam hidup dapat diatasi dengan tepat, baik, dan benar. Seperti yang disebutkan dalam Lontar Sundarigama:

“Tumpek Landep adalah sebagai media untuk mempertajamkan pikiran”

Namun, secara tradisi Tumpek Landep sering dikatakan sebagai upacara ngotonin senjata-senjata tajam yang terbuat dari logam seperti keris dan lain-lain, serta benda-benda lain yang memiliki manfaat positif yang memberikan kemudahan dalam segala aktivitas ekhidupan manusia, seperti motor, mobil, mesin pabrik, dan benda-benda lainnya.

Upacara yang dilakukan di hari Tumpek Landep yaitu dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati. Tata cara upacara ini sangat berbeda-beda sesuai dengan sirna atau drstanya masing-masing. Terkait banten tumpek landep terdapat beberapa tingkatan tentunya.Rangkaian banten Tumpek Landep di antaranya pejati,prayascita ,sesayut jayeng perang, sesayut kesuma yuda, sesayut pasupati, segehan agung pasupati dan sesayut guru. Semua banten itu disesuaikan pada tempatnya masing – masing.  (ev)

Views: 10
Bermanfaat, share yuk:

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *