HinduChannel.tv – Perjalanan spiritual luar biasa dijalani oleh seorang sulinggih keturunan Tionghoa bernama Ida Sri Empu Dharma Putra Siddhi Bhavana, yang telah melalui proses mendalam mulai dari tradisi leluhur Kalimantan hingga menimba ilmu di Thailand.
Awal Mula Perjalanan Spiritual
Sejak kecil, Ida Sri Empu Dharma Putra Siddhi Bhavana tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mempraktikkan kepercayaan tradisional. Ayahnya berasal dari Kalimantan Barat, sementara ibunya beragama Katolik. Kombinasi ini memperkenalkan beliau pada berbagai tradisi keagamaan, termasuk sembahyang di kelenteng dan kuil.
Pada usia 12 tahun, ia mulai menunjukkan ketertarikan terhadap spiritualitas. Diam-diam, ia berguru kepada seorang sesepuh di Kalimantan, meski awalnya tidak mendapat restu orang tua. Ketertarikannya pada benda-benda pusaka seperti keris dan tombak juga menjadi awal dari eksplorasinya terhadap tradisi dan kebatinan.
Pergulatan Hidup dan Panggilan Spiritual
Di masa remaja, ia menghadapi tantangan berat saat didiagnosis mengidap TBC. Penyakit ini menjadi titik balik yang mendorongnya untuk mencari kedamaian melalui perjalanan spiritual. Ia memulai dharmayatra (ziarah) ke tempat-tempat suci di sekitar Jakarta dan Bandung, tetapi merasa bahwa pencariannya belum selesai.
Dalam momen krisis ini, ia mendapat bimbingan untuk membuka diri terhadap roh leluhur melalui tradisi Tatung, sebuah praktik spiritual khas Kalimantan. Tradisi ini melibatkan tubuh sebagai mediator untuk menerima roh leluhur dan memberikan penyembuhan kepada orang lain. Praktik ini menjadi dasar perannya sebagai penyembuh.
Pengalaman di Thailand
Pencarian spiritualnya membawanya ke Thailand, di mana ia belajar dari para resi dan biksu. Di sana, ia mendapatkan bimbingan kebatinan, mantra, dan pengobatan tradisional. Salah satu gurunya, seorang resi Hindu, mengenali bakat spiritualnya dan memprediksi bahwa ia akan mencapai tingkat spiritual tinggi di usia 30-an.
Selain itu, ia mendalami ajaran Buddha tanpa melupakan akar tradisi Nusantara. Guru-guru di Thailand tidak pernah memaksanya menjadi biksu, melainkan membimbingnya untuk memahami esensi dari jalan spiritual tersebut.
Transformasi dan Pelayanan
Setelah kembali ke Indonesia, ia mulai melayani masyarakat dengan memberikan penyembuhan. Rumah pribadinya berubah menjadi tempat ziarah spiritual, menarik banyak umat yang membutuhkan pertolongan. Seiring waktu, ia mendirikan griya spiritual yang kini dikenal sebagai tempat bimbingan dan penyembuhan.
Ida Sri Empu Dharma Putra Siddhi Bhavana menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah mencapai kesucian diri dan melayani sesama. Baginya, Hindu adalah sumber ilmu pengetahuan yang luas, dan ia berkomitmen untuk tidak membatasi ajaran ini hanya dalam kerangka tertentu. (w)
Be First to Comment