HinduChannel.tv – Upacara atau Ritual keagamaan umat Hindu di Bali merupakan salah satu magnet yang menarik wisatawan untuk datang ke Bali. Setiap pelaksanaan upacara umat Hindu pasti menggunakan sarana prasana, yang dalam Agama Hindu disebut Banten, setiap Banten atau sarana upakara itu sendiri memiliki makna filosofi didalamnya. Salah satu sarana upacara yang sering ditemui adalah Karawista atau Sirawista yang terbuat dari rumput ilalang atau alang-alang.
Makna Karawista/Sirawista
Secara etimologi kata Karawista berasal dari 2 kata yaitu “Kara” yang memiliki arti badan jasmani dan merupakan badan materialistis atau yang kasat mata, namun kata “Kara” ini juga mencangkup badan rohani atau badan spirit yang tak kasat mata, sehingga dalam proses sembahyang ada istilah “Kara Suddhamam” yang artinya penyucian badan baik jasmani maupun rohani, dan kata “WISTA” memiliki arti pengendalian untuk mencapai penyatuan atau kemanunggalan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi Karawista merupakan sarana yang menyimbolkan penyatuan seluruh tubuh dengan Ida Sang Hyang Widhi. Selain itu, Karaswista juga memiliki nama lain yaitu Sirawista yang juga terdiri dari dua kata yaitu “Sirah” yang berarti kepala atau mahkota dan “Wista” pengendalian untuk mencapai penyatuan atau kemanunggalan dengan Ida Sang Hyang Widhi, jadi Sirawista berarti memusatkan pikiran agar mencapai penyatuan dengan Ida Sang Hyang Widhi atau kemanunggalan.
Fungsi Karawista/Sirawista
Karawista/sirawista digunakan ketika seseorang menjalani upacara pensucian diri (samskara), serta untuk mensakralkan seseorang dalam kaitan pengukuhan atau sumpah, misalnya dalam Wiwaha, Sudhi wadani, Potong gigi, Perkawinan, Upanayana ataupun Sammawartana dan lain-lain. Diikatkannya Karawista atau Sirawista di kepala yaitu dengan maksud bahwa sejak saat itu seseorang telah diberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk selalu mensucikan diri dengan selalu mengingat Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui aksara OMkara. Dengan diikatkannya Sirawista/Karawista ini juga menandakan bahwa seseorang siap untuk melaksanakan swadharma berikutnya dan diharapkan agar pikiran selalu terpusat pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Karawista atau Sirawista bukan sekedar sarana upacara dalam tradisi Hindu di Bali, namun juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan penyucian diri dan penyatuan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Melalui pemanfaatannya, umat Hindu diharapkan untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan tetap menjaga keseimbangan antara jasmani dan rohani serta bertanggung jawab terhadap swadharma yang akan dilaksanakan. (ev)
Be First to Comment