Hinduchannel.tv- Pada pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB, Webinar Penyuluhan Agama di Era Digital: Memanfaatkan Teknologi untuk Menyebarkan Moderasi Beragama dimulai, dengan diikuti Penyuluh Agama Hindu ASN dan Non ASN sebanyak 300 peserta melalui Zoom Meeting dan 20 peserta lainnya mengikuti melalui YouTube Bimas Hindu RI. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta dengan doa bersama, Rabu (2/10/ 2024) pagi.
Yadu Nandana, sebagai narasumber utama, memulai sesi dengan membahas digitalisasi sebagai fenomena yang membawa dampak positif dan negatif. Beliau menyebutkan bahwa media sosial dapat menjadi alat untuk membangun personal branding yang kuat jika digunakan dengan bijak. Namun, di sisi lain, beliau juga menyoroti tantangan seperti penyebaran hoaks yang cukup tinggi di Indonesia, yang menempatkan negara ini sebagai salah satu yang terburuk di Asia Tenggara dalam hal penyebaran informasi palsu.
Narasumber memaparkan beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam menyebarkan moderasi beragama di era digital adalah: Penyebaran Hoaks: Hampir 50% hoaks di Indonesia berkaitan dengan isu agama, Intoleransi Beragama di Kalangan Generasi Z: Generasi muda sering terlibat dalam konflik terkait perbedaan agama, Politik Identitas: Agama sering dijadikan sebagai alat politik yang memecah belah masyarakat.
Beliau mengajukan solusi dengan menggunakan pendekatan digital dalam menyebarkan moderasi beragama. Teknologi memungkinkan penyuluh agama untuk Menjangkau Audiens yang Lebih Luas dan Tertarget,
Dengan menggunakan data analytics, penyuluh agama dapat menargetkan kelompok tertentu dengan pesan-pesan moderasi yang lebih tepat sasaran. Penyuluh agama juga harus menguasai berbagai saluran digital seperti media sosial, website, blog, video streaming, hingga platform chat seperti WhatsApp, guna menyebarkan pesan agama.
Yadu Nandana juga memaparkan mengapa penyuluhan agama perlu dilakukan melalui saluran digital? Jangkauan yang Luas atau Tertarget: Saluran digital memungkinkan penyuluh menjangkau audiens tanpa batasan geografis sekaligus menargetkan kelompok tertentu. Efisiensi Biaya: Saluran digital umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan cara penyuluhan tradisional.
Kemudahan Pengukuran & Analisis: Dengan fitur analitik, penyuluh dapat mengukur efektivitas kampanye digital dan memodifikasi strategi mereka. Interaksi & Keterlibatan Langsung: Media sosial memfasilitasi interaksi dua arah yang lebih dinamis dengan audiens. Sehingga Platform paling populer untuk menyebarkan moderasi beragama saat ini adalah YouTube, Instagram, Facebook, WhatsApp, dan TikTok.
Pada sesi diskusi, beberapa peserta bertanya tentang alasan platform tertentu seperti X (Twitter) tidak direkomendasikan. Moderator Kadek Aria Prima Dewi yang merupakan seorang akademisi menjelaskan bahwa platform tersebut tidak masuk dalam 5 besar yang paling populer dan lebih banyak digunakan oleh kaum intelektual, sementara platform lain seperti TikTok atau Instagram lebih efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Bahwa teknologi digital merupakan alat penting bagi penyuluh agama dalam menyebarkan pesan moderasi beragama. Dengan pemanfaatan yang tepat, saluran digital dapat membantu penyuluh menjangkau audiens yang lebih luas, tertarget, dan terukur, serta membangun interaksi yang lebih baik dengan masyarakat.
Be First to Comment