HinduChannel.tv – Menjelang perayaan Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali menjalani tiga tahapan penting sebelum hari raya tiba, yaitu Penyekeban, Penyajaan, dan Penampahan Galungan. Ketiga hari ini tidak sekadar ritual rutin, tetapi sarat makna spiritual yang mengajarkan keseimbangan antara kesiapan lahiriah dan penyucian batiniah dalam menyambut kemenangan dharma melawan adharma.
- Penyekeban: Mengendalikan Diri dan Menyabarkan Pikiran
Hari Penyekeban jatuh tiga hari sebelum Galungan. Kata nyekeb berarti “menyimpan” atau “menahan”. Secara simbolik, umat dianjurkan untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan emosi, serta menenangkan pikiran agar batin bersih menjelang Galungan. Pada hari ini, masyarakat biasanya mulai mempersiapkan bahan-bahan upakara dan mematangkan buah pisang sebagai simbol pengendalian diri.
Makna Penyekeban mengingatkan bahwa kemenangan dharma tidak datang dari kekuatan fisik, melainkan dari keberhasilan menaklukkan diri sendiri – musuh terbesar dalam diri manusia. - Penyajaan: Menyucikan Rumah dan Lingkungan
Dua hari sebelum Galungan dikenal sebagai Penyajaan. Hari ini identik dengan kegiatan membersihkan rumah, tempat suci (merajan), serta menyiapkan sarana banten atau sesajen. Secara filosofis, Penyajaan melambangkan proses menyucikan lingkungan lahiriah sebagai cermin kebersihan hati dan pikiran.
Dalam ajaran Hindu, kebersihan (sauca) merupakan bagian dari Tri Kaya Parisudha – kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dengan demikian, Penyajaan menjadi momentum untuk menata kembali keseimbangan hidup menuju kesucian. - Penampahan: Menaklukkan Sifat Asuri dalam Diri
Sehari sebelum Galungan disebut Penampahan, yang berasal dari kata tampah berarti “membunuh” atau “mengalahkan”. Pada hari ini, umat biasanya melakukan pemotongan hewan seperti babi untuk sarana upakara dan konsumsi bersama keluarga. Namun makna sejatinya bukan pada aktivitas fisik semata, melainkan simbol penaklukan sifat-sifat asuri sampat – seperti kemarahan, keserakahan, dan kebodohan batin.
Dengan demikian, Penampahan menjadi momen reflektif untuk menundukkan unsur adharma yang masih melekat dalam diri manusia, agar layak merayakan Galungan sebagai kemenangan dharma.
Perjalanan spiritual dari Penyekeban hingga Penampahan merupakan rangkaian penyucian diri secara bertahap. Umat diajak tidak hanya mempersiapkan persembahan dan ritual, tetapi juga memperbaiki sikap, pikiran, dan hubungan dengan sesama.
Dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang, umat Hindu siap menyambut Hari Raya Galungan, hari suci kemenangan dharma atas adharma, yang menandai kebangkitan nilai kebenaran, kesucian, dan keharmonisan dalam kehidupan.



